Beberapa Masalah Keuangan di Indonesia yang Sering Ditemukan

Setiap negara tentunya memiliki masalah dalam bidang ekonomi, sehingga tidak mengherankan jika masalah keuangan di Indonesia masih sangat banyak. Ada berbagai macam masalah yang masih sering dialami oleh masyarakat Indonesia, beberapa di antaranya ada di bawah ini.

Ini Dia Masalah Keuangan di Indonesia

Sebenarnya, masalah keuangan dapat menimpa siapa pun tanpa terkecuali sehingga terkadang banyak orang yang merasa kelabakan dan kewalahan bahkan tidak tahu mengenai cara untuk menghadapinya. Untuk itu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui masalah keuangan di Indonesia sehingga kita bisa semakin siap untuk mencari solusinya. Berikut adalah beberapa masalah keuangan yang sering ditemui di kehidupan sehari-hari:

1.    Kesulitan Biaya Pendidikan Anak

Masalah keuangan di Indonesia yang pertama adalah ketika orang tua atau wali murid merasa kesulitan dalam menanggung biaya pendidikan milik anak yang mereka asuh. Banyak orang tua yang merasa keberatan dengan biaya pendidikan tersebut karena meliputi banyak hal mulai dari uang gedung, uang bulanan, uang buku, dan masih banyak lagi.

Terlebih, biaya pendidikan anak untuk setiap tahun selalu mengalami kenaikan yang cukup signifikan sehingga orang tua pun merasa kebingungan mengenai cara untuk memenuhi biaya tersebut. Belum lagi, kebutuhan untuk pendidikan anak tidak hanya berkutat dengan biaya sekolah saja, namun juga ada berbagai macam hal lain yang harus disiapkan agar bisa menunjang masa depan anak.

2.    Kesulitan Membeli Rumah

Seperti yang sudah menjadi rahasia umum, harga tanah dan rumah memang mengalami peningkatan yang begitu pesat hingga masa kini. Banyak generasi muda seperti generasi milenial dan generasi Z yang mengaku tidak akan mampu membeli rumah tersebut bahkan meskipun mereka diberikan keringanan untuk mencicilnya selama berkali-kali.

Harga hunian dan tanah yang membumbung tinggi akan mempersulit generasi muda untuk memiliki hunian yang layak. Tidak hanya itu, gaji yang diperoleh generasi muda pun tidak sebanding dengan harga dari rumah tersebut sehingga tidak mengherankan apabila mereka lebih memilih untuk menyewa kos atau rumah yang disediakan oleh pemerintah.

Bahkan masyarakat yang memiliki pekerjaan tetap dan stabil pun menyatakan bahwa mereka mengalami kesulitan untuk membayar cicilan rumah. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah keuangan di Indonesia yang satu ini adalah dengan menyiapkan dana untuk melakukan DP rumah dengan angka 15 hingga 30% dari harga rumah yang sudah dipilih.

3.    Sifat FOMO dan Impulsif

Masalah keuangan di Indonesia yang selanjutnya yaitu masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan yang sangat buruk, yakni sifat FOMO atau fear of missing out. Karena sifat tersebut, maka menghasilkan dampak yang negatif lainnya karena mereka pun tumbuh menjadi individu yang cenderung mempertahankan gaya hidup konsumtif dan impulsif.

Kesulitan dalam menahan ego untuk membeli barang-barang yang sebenarnya kurang penting bagi kehidupan mereka menjadi masalah yang serius dan sering ditemukan oleh banyak orang. Mereka merasa kesulitan untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan sehingga mereka pun akan menghabiskan uang tanpa pikir panjang.

Tak ayal, beberapa masyarakat Indonesia pun akan terperangkap dalam jeratan rentenir sehingga mereka akan dikejar oleh para debt collector. Untuk menghindari hal tersebut, pastikan bahwa Anda mulai mengubah mindset dengan mengontrol diri sendiri sehingga bisa membeli barang yang penting saja.

Selain itu, untuk menghilangkan sifat konsumtif ini Anda dapat menulis daftar barang apa saja yang hendak dibutuhkan selama satu bulan. Buatlah rincian dana untuk membeli barang tersebut sehingga proses alokasi dana bisa terjadi dengan tepat. Memulai hal ini memang cukup sulit untuk pertama kali, akan tetapi dengan tekad yang kuat pasti Anda bisa mengubah hal itu.

4.    Tidak Menyiapkan Dana Darurat

Salah satu masalah keuangan di Indonesia yang paling sering terjadi dan harus segera diubah adalah kebiasaan masyarakat yang mengabaikan dana darurat. Dana darurat sendiri merupakan suatu dana yang keberadaannya sangat krusial tidak hanya untuk satu dua individu saja, namun bagi seluruh orang.

Pasalnya, dengan mempersiapkan dana darurat ini maka kita semua akan menjadi lebih siap untuk menghadapi berbagai masalah keuangan yang kemungkinan besar akan kita hadapi di kemudian hari. Oleh karena itu, usahakan untuk segera menyiapkan dana darurat sedini mungkin agar hal tersebut bisa terhindarkan.

Solusi yang paling jitu untuk menyiapkan dana ini adalah dengan mulai menyisihkan penghasilan di rekening yang berbeda sebagai dana darurat. Secara ideal, dana darurat yang dimiliki tersebut memiliki jumlah tiga kali lipat dari kebutuhan Anda selama satu bulan.

5.    Literasi Keuangan yang Minim

Masalah keuangan di Indonesia lainnya adalah literasi keuangan yang sangat rendah, dan hal ini begitu mengkhawatirkan. Hampir mayoritas masyarakat Indonesia masih belum memahami mengenai konsep dasar dan perencanaan keuangan, padahal itu merupakan ilmu penting yang harus dikuasai dengan baik.

Pengelolaan keuangan yang buruk tersebut terjadi karena informasi dan ilmu pengetahuan yang minim diterima atau dipelajari oleh masyarakat. Bahkan, beberapa pihak menyatakan bahwa Indonesia menempati posisi ke-62 dari 70 negara tentang negara dengan tingkat literasi yang rendah.

Hal itu jika dibiarkan terlalu lama akan membuat negara juga mengalami permasalahan yang besar, sehingga kita harus memiliki inisiatif untuk segera mempelajari literasi keuangan secara mandiri. Pembagian ilmu yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan tersebut harus dikemas dengan cara yang menarik sehingga kita juga turut serta memberikan ilmu baru kepada orang lain.

6.    Memakai Pinjaman Online dan Kredit

Kebiasaan masyarakat Indonesia terakhir yang cukup buruk yaitu mereka teriming-iming dengan janji pinjaman online dan budaya sistem kredit yang memang menggiurkan. Padahal, kedua sistem tersebut justru cukup merugikan karena mereka akan menerapkan bunga bulanan yang sangat besar apabila dibandingkan dengan yang lain.

Meskipun tidak ada salahnya jika menggunakan pinjaman online dan kredit, akan tetapi kita tetap harus selalu bijak dalam melakukan hal tersebut. Sudah ada banyak kasus yang membuktikan bahwa ketika kita tidak memiliki pendapatan yang stabil atau pekerjaan yang mumpuni, maka pasti akan mengalami kesulitan untuk membayar kembali bunga tersebut.

Oleh karena itu, kebiasaan buruk yang merugikan ini harus segera diatasi dan dihilangkan sehingga tidak membebani diri sendiri di kemudian hari. Hindari menggunakan pinjaman online yang terkenal menerapkan bunga yang tinggi dan alangkah lebih baik jika Anda memakai jasa yang sudah terbukti legal sehingga Anda tidak akan mengalami masalah saat menggunakan jasa keuangan tersebut.

Tidak salah lagi, masalah keuangan di Indonesia memang sangat mengakar pada konstruksi sosial dan mindset masyarakat yang wajib untuk diubah. Meskipun perubahan tersebut tidak bisa terjadi dalam satu malam, akan tetapi kita bisa berkontribusi untuk memperbaiki pengelolaan keuangan dengan menerapkan kebiasaan yang baik. Dengan begitu, keuangan kita pun akan selalu berada dalam kondisi yang stabil dan terhindar dari masalah yang tidak diinginkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *